PENDAHULUAN.
Pengertian Kurikulum TPQ Terpadu (TPQT) berbAsis ahlisunnah
wal jama”ah adalah sebuah model konsep pendidikan nonformal yang mengembangkan
pendidikan Al-Quran dan ilmu-ilmu penunjangnya yang berorientasi kepada
pemikiran berwawasan Ahli Sunnah Wal Jama’ah
Maka Kurikulum TPQ Terpadu akan menjadi lembaga yang berkhaskan konsep kemazdhaban, yang memiliki ciri:
1. Disiplin Ilmu Al-Quran dan cabang-cabangnya
2. Disiplin Ilmu-ilmu Islam dan cabang
3. Disiplin fiqih, baik ubudiyah maupun mu’amalah yang berkemadzhaban
4. Berhaluan pemikiran Islam berbasis ahli sunnah wal jama’ah.
Mengapa model kurikulum seperti ini harus dikembangkan? Karena banyaknya indiksi model pendidikan yang menganut modernitas, tidk mampu menciptakan karakteristik pelajar yang sesuai dengan tuntutan Islam, orang tua dan masyarakat. Banyak model pendidikan yang direkayasa oleh model peradaban global yang notabene berkiblat ke peradaban barat sering sekali bertentangan dengan masyarakat yang mayoritas muslim, apalagi yang berbasis pesantren.
Maka ditengah postmodernisme, harus ada perubahan model penyajian pendidikan, khususnya TPQ sebagai lembaga non formal yang semi pesantren harus mempu mengubah tatanan masyarakat yang kebablasan akibat memahami modernitas yang keliru. Perubahan itu harus dititik tekankan kepada kurikulum yang berkarakteristik ala pondok pesantren dan berwawasan ahlisunnah wal jama’ah. Mengapa dengan berwawasan ahlisunnah wal jama’ah? adalah menjadi cirri model pendekatan Islam berkemadzhaban yang komitmen dalam menjalankan Islam melalui pemahaman Al-Quran, Al-Hadits dan pendapat para ulama slafus-sholih.
Visi dan Misi TPA Al-Muhajirin
Maka Kurikulum TPQ Terpadu akan menjadi lembaga yang berkhaskan konsep kemazdhaban, yang memiliki ciri:
1. Disiplin Ilmu Al-Quran dan cabang-cabangnya
2. Disiplin Ilmu-ilmu Islam dan cabang
3. Disiplin fiqih, baik ubudiyah maupun mu’amalah yang berkemadzhaban
4. Berhaluan pemikiran Islam berbasis ahli sunnah wal jama’ah.
Mengapa model kurikulum seperti ini harus dikembangkan? Karena banyaknya indiksi model pendidikan yang menganut modernitas, tidk mampu menciptakan karakteristik pelajar yang sesuai dengan tuntutan Islam, orang tua dan masyarakat. Banyak model pendidikan yang direkayasa oleh model peradaban global yang notabene berkiblat ke peradaban barat sering sekali bertentangan dengan masyarakat yang mayoritas muslim, apalagi yang berbasis pesantren.
Maka ditengah postmodernisme, harus ada perubahan model penyajian pendidikan, khususnya TPQ sebagai lembaga non formal yang semi pesantren harus mempu mengubah tatanan masyarakat yang kebablasan akibat memahami modernitas yang keliru. Perubahan itu harus dititik tekankan kepada kurikulum yang berkarakteristik ala pondok pesantren dan berwawasan ahlisunnah wal jama’ah. Mengapa dengan berwawasan ahlisunnah wal jama’ah? adalah menjadi cirri model pendekatan Islam berkemadzhaban yang komitmen dalam menjalankan Islam melalui pemahaman Al-Quran, Al-Hadits dan pendapat para ulama slafus-sholih.
Visi dan Misi TPA Al-Muhajirin
Visi
“Membentuk Generasi Qur’ani Berakhlak Mulia, Cerdas dan Mandiri”
Misi
1. Mengajarkan kemampuan membaca Al-Qur'an sejak usia dini
2. Menanamkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kepada santri dan masyarakat
3. Menanamkan akhlak Islami kepada santri dan masyarakat
4. Menanamkan ukhuwah islamiyah kepada santri da masyarakat.
“Membentuk Generasi Qur’ani Berakhlak Mulia, Cerdas dan Mandiri”
Misi
1. Mengajarkan kemampuan membaca Al-Qur'an sejak usia dini
2. Menanamkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kepada santri dan masyarakat
3. Menanamkan akhlak Islami kepada santri dan masyarakat
4. Menanamkan ukhuwah islamiyah kepada santri da masyarakat.
TARGET TPQ TERPADU
Pelaksanaan Kurikulum TPQ terpadu yang berbasis “annajah” memiliki target pendidikan sebagai berikut:
A. Target Profesionalisme Guru
Agar menjadi guru TPQ Terpadu yang berkompetensi unggul, professional dan bertepat guna dalam membelajarkan anak usia dini tentang Al-Quran .
B. Target Santri
Setelah belajar di TPQ Terpadu dengan menggunakan Kurikulum berbasis “annajah” akan menjadi santri yang berkarakter anak sholeh. Dan memiliki kompetensi yang mampu mengubah diri, baik pemikiran, kepribadian maupun model tata pergaulan yang bernilai Islam.
MASA BELAJAR
Kurikulum TPQ Terpadu dengan berbasis “annajah” memiliki klasifikasi model pembelajaran seperti ini:
KELOMPOK UMUR
|
JENJANG
|
JUMLAH SEMESTER
|
LAMA BELAJAR
|
KETERANGAN
|
4-7
|
A
|
2
|
1 TAHUN
|
|
7-12
|
B
|
2
|
1 TAHUN
|
Keterangan:
Dalam melaksanakan kurikulum TPQ Terpadu, bentuk
manajemen pengelolaan pembelajaran sebagai berikut:
a. Hari Efektif masa belajar adalah mulai Senin sampai dengan Sabtu
b. Lama belajar untuk menggunakan waktu sore pukul 16.00 – pukul 17.30 WIB. Kecuali hari Jum’at pukul 16.00-17.00 WIB.
c. Satu semester menggunakan bulan efektif 5 – 6 bulan, dengan menggunakan bulan hijriyah, yang dimulai tahun ajarannya dari bulan Syawal.
d. Lama belajar untuk masing-masing jenjang 1 tahun taqwim.
Perbedaan antara jenjang A dan B atau kelas A dan B adalah dalam bobot mata pelajaran dan jumlah mata pelajaran. Jika ada mata pelajaran yang sama antara jenjang A dan B seperti bahsa arab, belajar membaca AL-Quran, maka yang membedakan adalah bobot penyampaiannya, karena melihat jenjang usia anak.
a. Hari Efektif masa belajar adalah mulai Senin sampai dengan Sabtu
b. Lama belajar untuk menggunakan waktu sore pukul 16.00 – pukul 17.30 WIB. Kecuali hari Jum’at pukul 16.00-17.00 WIB.
c. Satu semester menggunakan bulan efektif 5 – 6 bulan, dengan menggunakan bulan hijriyah, yang dimulai tahun ajarannya dari bulan Syawal.
d. Lama belajar untuk masing-masing jenjang 1 tahun taqwim.
Perbedaan antara jenjang A dan B atau kelas A dan B adalah dalam bobot mata pelajaran dan jumlah mata pelajaran. Jika ada mata pelajaran yang sama antara jenjang A dan B seperti bahsa arab, belajar membaca AL-Quran, maka yang membedakan adalah bobot penyampaiannya, karena melihat jenjang usia anak.
PERENCANAAN MATERI
|
||||
TPA/TPQ AL-MUHAJIRIN
|
||||
KELOMPOK A
|
KELOMPOK B
|
|||
NO
|
MATA PELAJARAN
|
NO
|
MATA PELAJARAN
|
|
1
|
Belajar Membaca Al-Quran
|
1
|
Tahsinul Qiroah
|
|
2
|
Menulis Arab (Khath)
|
2
|
Menulis Arab (Khath)
|
|
3
|
Doa Sehari-hari
|
3
|
Doa Sehari-hari
|
|
4
|
Fiqih Ibadah
|
4
|
Fiqih Ibadah
|
|
5
|
Hafalan Al-Quran
|
5
|
Hafalan Al-Quran
|
|
6
|
Bahasa Arab
|
6
|
Bahasa Arab
|
|
7
|
Sirah Nabawi (Tarikh)
|
7
|
Sirah Nabawi (Tarikh)
|
|
8
|
Ketrampilan/Kesenian
|
8
|
Ketrampilan/Kesenian
|
|
9
|
Praktek Shalat
|
9
|
Bahasa Inggris
|
|
10
|
Aqidah Islam & Akhlaq
|
10
|
Aqidah Islam & Akhlaq
|
|
11
|
Ilmu Tajwid
|
|||
12
|
Lagu-lagu Al-Quran
|
STANDAR
KOMPETENSI UNGGULAN
Standar kompetesi (kemampuan) santri yang dijadikan unggulan adalah harus dirumuskan dalam bentuk silabus dan Program Satuan Kegiatan Harian (SKH), Program Satuan Mingguan (SKM) dan Program Satuan Kegiatan Semester (SKS). Dan kompetensi yang dijadikan unggulan untuk setiap santri:
1. Santri mampu membaca dan menulis Al-Quran denganbaik dan benar
2. Santri mahir dalam murottal Al-Quran sesuai dengan ulumut tajwidnya dengan baik dan benar.
3. Santri mahir dalam menjalankan fiqih seputar ibadah, wudhu, sholat, melafalkan sifat adzan, mengenal syarat rukun sholat, waktu sholat dan memiliki kesadaran tentang disiplin waktu sholat.
4. Santri memiliki standar kehidupan dan tata pergaulan yang berakhlak karimah.
5. Santri menguasai ilmu-ilmu Islam dasar, do’a sehari-hari, hafalan Al-Quran, mengenal kosa kata bahasa arab dan berwawasan nilai-nilai Islam.
Standar kompetesi (kemampuan) santri yang dijadikan unggulan adalah harus dirumuskan dalam bentuk silabus dan Program Satuan Kegiatan Harian (SKH), Program Satuan Mingguan (SKM) dan Program Satuan Kegiatan Semester (SKS). Dan kompetensi yang dijadikan unggulan untuk setiap santri:
1. Santri mampu membaca dan menulis Al-Quran denganbaik dan benar
2. Santri mahir dalam murottal Al-Quran sesuai dengan ulumut tajwidnya dengan baik dan benar.
3. Santri mahir dalam menjalankan fiqih seputar ibadah, wudhu, sholat, melafalkan sifat adzan, mengenal syarat rukun sholat, waktu sholat dan memiliki kesadaran tentang disiplin waktu sholat.
4. Santri memiliki standar kehidupan dan tata pergaulan yang berakhlak karimah.
5. Santri menguasai ilmu-ilmu Islam dasar, do’a sehari-hari, hafalan Al-Quran, mengenal kosa kata bahasa arab dan berwawasan nilai-nilai Islam.
ANALISIS KURIKULUM
Kurikulum TPQTerpadu adalah kurikulum berbasis “annajah” yang memiliki penekanan kepada kemutuan paedagogik (metodologi pembelajaran), maka perlu dipersiapkan kematangan dalam merumuskan strategi pembelajaran.
Ada aspek-aspek penting dan mendasar dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini, yaitu:
1. Aspek merumuskan Kompetensi Dasar (KD)
2. Aspek merumuskan indicator
3. Aspek memilih metodologi
4. Aspek memilih buku ajar, media pembelajaran dan alat evaluasi
Empat (4) aspek tersebut harus dirumuskan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk program mingguan, bulanan dan persemester. Maksudnya agar proses pembelajaran akan mudah terukur tingkat keberhasilan dan kegagalannya.
KETERLIBATAN ORANG TUA DAN MASYARAKAT
Kurikulum TPQ Terpadu yang berbasis “annajah” merupakan bentuk system pembelajaran yang melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai sumber belajar. Orang tua wajib melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran anaknya di TPQ, namun tidak secara langsung. Bentuk keterlibatan orang tua adalah memberikan dukungan, motivasi dan monitoring kepada putra putrinya baik dalam bentuk ingin mengetahui kemampuan ilmunya maupun tingkah lakunya.
Adapun bentuk keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembelajara pada TPQ menjadikan motivator fisical dalam pengembangan penyelenggaraan lembaga TPQ. Karena itu TPQ sebagai lembaga non formal yang berbasis masyarakat. Ketika masyarakat tidak melibatkan diri, maka TPQ akan fakum dan tidak akan efektif dalam melaksanakan pembelajaran. Karena keterlibatan masyarakat menyangkut financial, donasi dan baNtuan material yang tidak langsung.
Kurikulum TPQ Terpadu yang berbasis “annajah” merupakan bentuk system pembelajaran yang melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai sumber belajar. Orang tua wajib melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran anaknya di TPQ, namun tidak secara langsung. Bentuk keterlibatan orang tua adalah memberikan dukungan, motivasi dan monitoring kepada putra putrinya baik dalam bentuk ingin mengetahui kemampuan ilmunya maupun tingkah lakunya.
Adapun bentuk keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembelajara pada TPQ menjadikan motivator fisical dalam pengembangan penyelenggaraan lembaga TPQ. Karena itu TPQ sebagai lembaga non formal yang berbasis masyarakat. Ketika masyarakat tidak melibatkan diri, maka TPQ akan fakum dan tidak akan efektif dalam melaksanakan pembelajaran. Karena keterlibatan masyarakat menyangkut financial, donasi dan baNtuan material yang tidak langsung.
MASYARAKAT,KELUARGA DAN LEMBAGA TPQ
Tiga komponen tersebut adalah sebagai satu kesatuan dalam melaksanakan kurikulum TPQ Terpadu.
A. Masyarakat sebagai basis pendidikan
B. Keluarga sebagai unsur peserta didik
C. Lembaga TPQ sebagai Pelaksana Pendidikan Kurikulum Berbasis “Annajah”
Tiga komponen tersebut adalah sebagai satu kesatuan dalam melaksanakan kurikulum TPQ Terpadu.
A. Masyarakat sebagai basis pendidikan
B. Keluarga sebagai unsur peserta didik
C. Lembaga TPQ sebagai Pelaksana Pendidikan Kurikulum Berbasis “Annajah”
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh.
BalasHapusAlhamdulillah akhirnya saya dapatkan referensi pola pendidikan Islam yang sesuai dengan gambaran keinginanan. Sangat bermanfaat bagi saya sebagai pengetahuan awal untuk mewujudkan pembentukan lembaga pendidikan islam yang saya cita-citakan di tempat saya. Mohon berbagi ilmu selanjutnya terkait teknis pelaksanaan, seperti jadwal pelajaran, sumber belajar, alat bantu dll. Jazakallahu khairan katsira.
Assalamualaikum, mau tanya ini tpa/tpq nya msh ada? Kmrin sy cari2 di villa mutiara tdk ketemu, mohon dpt memberikan no yg dpt dihubungi
BalasHapusAssalamualaikum, mau tanya ini tpa/tpq nya msh ada? Kmrin sy cari2 di villa mutiara tdk ketemu, mohon dpt memberikan no yg dpt dihubungi
BalasHapus